Jauh sebelum memasuki Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), aku
telah mengenal IMAN Education walaupun hanya sekedar nama. Aku tergabung
dalam Bimbingan Belajar Jarak Jauh (BBJJ) STAN yang diselenggarakan
organisasi tersebut. Aku memperoleh modul pembelajaran beserta
soal-bahas USM STAN. Berbekal dari itulah, aku akhirnya mampu menembus
USM STAN 2009.
Ketika memasuki kampus STAN, aku berusaha
mencari keberadaan IMAN Education. STAN EXPO yang menjadi ajang
pengenalan organisasi kemahasiswaan juga belum menunjukkan keberadaan
organisasi tersebut. Aku bertanya kepada senior tetapi tidak ada
seorangpun yang mengetahuinya secara pasti. Akhirnya aku menemukan
informasi bahwa IMAN Education merupakan bagian dari IMAN STAN (Ikatan
Mahasiswa Nahdliyin). Itupun dari hasil searching google. Sejak saat itu
aku sering membuka website IMAN STAN untuk mengenal lebih dekat
organisasi tersebut.
Sekian lama menjadi simpatisan pasif
melalui dunia maya, akhirnya aku menemukan seseorang yang aktif di
organisasi IMAN STAN. Aku memperoleh biodatanya dari data peserta
Magang#14 Media Center STAN. Saat itu aku menjadi bagian dari kepanitian
Magang#14. Kebetulan pula aku ditunjuk untuk menjadi LO magangers#14
dan Abdul Mabruri –pengurus IMAN STAN- menjadi salah satu dari sepuluh
anak yang aku dampingi. Proses magang berlangsung sekitar 2 bulan. Aku
berusaha profesional dalam memperlakukan magangers#14. Dari sini, aku
dapat mengamati siapa saja magangers#14 yang memiliki motivasi dan
semangat untuk menjadi mabeng Media Center STAN. Abdul Mabruri menjadi
salah satu dari sekian magangers#14 yang bertahan hingga peliputan
tabloid magang. Akan tetapi berdasarkan pengamatanku, dia cenderung
terbebani ketika peliputan berlangsung. Aku pun membantunya secara
proporsional. Di tengah proses peliputan, tak jarang pula aku menggali
informasi tentang IMAN STAN. Banyak hal yang aku peroleh dari penjelasan
Abdul Mabruri. Sejak saat itu, kami sering bertukar informasi. Hingga
akhirnya proses peliputan dan Magang#14 pun berakhir. Dan berdasarkan
keputusan bersama Media Center STAN, Abdul Mabruri dinyatakan tidak
lolos menjadi mabeng Media Center STAN.
Usai kegiatan
magang#14, aku masih menggali informasi tentang IMAN STAN. Berbagai
penjelasan dari Abdul Mabruri membuatku semakin tertarik untuk tergabung
dalam organisasi IMAN STAN. Hingga akhirnya, aku menanyakan perihal
syarat dan ketentuan untuk menjadi anggota IMAN STAN. Ternyata syarat
dan ketentuannya cukup sederhana yaitu mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan IMAN STAN. Dengan tekad yang kuat, aku melangkahkan
kakiku untuk mengikuti salah satu kegiatan IMAN STAN. Tahap Awal, aku
menghadiri kajian kitab Al-Hikam dan Fathul Ghorib yang diselenggarakan
rutin setiap malam senin bertempat di musholah Nurul Jannah, Ceger. Aku
meminta tolong Abdul Mabruri untuk mendampingiku selama beberapa
pertemuan awal. Aku butuh penyesuaian diri di lingkungan baru. Sekitar
dua bulan kemudian, aku mulai merasa nyaman berada di antara teman-teman
baruku di IMAN STAN. Aku tak perlu lagi didampingi Abdul Mabruri untuk
menghadiri kajian yang diasuh ustadz H. Bukhori.
Beberapa
bulan kemudian, aku mulai terlibat aktif di kegiatan IMAN STAN lainnya.
Aku mengikuti kegiatan silaturrahmi ke pondok pesantren Nurul Iman. Aku
beserta teman lainnya bertemu dengan warga pondok pesantren dan
berkeliling melihat kondisi lingkungan pondok. Kami juga memperoleh
pengalaman baru terkait usaha-usaha yang dikelola oleh
santriwan-santriwati misalnya pembuatan roti, air mineral, percetakan,
pertanian, majalah islam, radio islam, dan lainnya. Usai silaturrahmi,
kami melanjutkan rihlah ke Kebun Raya Bogor. Kami bisa mensyukuri
keindahan alam yang diciptakan Allah SWT. Dengan kegiatan ini, kami
semakin memupuk ukhuwah islamiyah. Betapa indahnya islam jikalau kita
bersama-sama menegakkan ajaran islam yang sebenarnya.
Seperti halnya organisasi lainnya, IMAN STAN juga melakukan
regenerasi kepengurusan. Pengurus periode 2010/2011 telah mempersiapkan
laporan pertanggungjawaban (LPJ) untuk disampaikan saat kegiatan
Muktamar IMAN STAN. Sebelum Muktamar dimulai, kami melaksanakan kajian
rutin kitab Safinatun Najjah dan Ta’lim Mutta’alim yang diasuh ustadz
Subkhan. Seusai kajian, sesegera mungkin dilanjutkan dengan rangkaian
kegiatan Muktamar IMAN STAN. Secara umum rangkaian kegiatan Muktamar
meliputi penyampaian LPJ pengurus periode 2010/2011, penyampaian Visi
Misi dan rencana Program Kerja dari kandidat ketua IMAN STAN periode
2011/2012, serta diakhiri dengan pemilihan dan penentuan ketua IMAN STAN
perode 2011/2012. Muktamar IMAN STAN berakhir jam 12 malam dengan
terpilihnya Bachtiar Azizi sebagai ketua IMAN STAN periode 2011/2012.
Susunan
kepengurusan baru dibentuk dengan Open Rekruitment pengurus IMAN STAN
periode 2011/2012. Ada 6 bidang yang bisa dipilih yaitu bidang Dakwah,
bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), bidang Dana Usaha
(DANUS), bidang Publikasi Dokumentasi dan Kepustakaan (PDK), bidang
Sosial Budaya (SOSBUD), dan bidang IMANISA. Akhirnya aku memutuskan
untuk mengikuti Open Rekruitment dengan memilih bidang dakwah. Alasanku
memilih bidang dakwah bukan karena ilmu agamaku yang tinggi. Justru
lebih dikarenakan ilmu agamaku yang masih rendah. Oleh karena itu,
ketika tergabung di bidang dakwah, aku berharap bisa semakin termotivasi
dan bersemangat dalam menuntut ilmu agama islam sebanyak-banyaknya
sebagai bekal akhirat nanti. Kepengurusan baru terbentuk. Aku tergabung
di bidang dakwah bersama Fahmi Rizka, Wika Wahyu, Khoirul Umam, dan
Abdul Mabruri (sebagai Kepala Bidang).
Kegiatan awal setelah terbentuknya pengurus baru adalah kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) IMAN STAN. Kegiatan ini diikuti oleh
pengurus baru guna meningkatkan kualitas pribadi dan wawasan
pengetahuan. LDK dilaksanakan di masjid Al-Barkah dan Taman CD STAN.
Pelaksanaannya cukup sederhana tetapi memberikan manfaat yang luar
biasa. Kami dibagi beberapa kelompok. Aku sekelompok dengan Fahmi Rizka
dan Akhmad Khizazi. Ada beberapa pos yang harus kami lewati. Setiap pos
terdapat pengurus harian IMAN STAN yang memberikan pertanyaan, lalu
mendiskusikan bersama, serta diakhiri dengan penjelasan penting yang
disampaikan oleh penjaga pos. Penjaga pos saat itu antara lain Akhmad
Fakhri, Khoirul Umam, Kunkun Suryadi, dan Faiq Habibi. Pos favorit
menurutku adalah pos akidah yang dijaga oleh Khoirul umam. Aku
benar-benar termotivasi dengan penjelasan yang disampaikannya. (Bersambung)
0 komentar